IBD yang
Dihubungkan dengan Prosa
Prosa adalah suatu
jenis cerita bebas yang tidak terikat oleh rima dan irama seperti pada puisi.
Prosa dapat berisi cerita fiksi, non-fiksi, ataupun imajinasi seseorang. Ada
dua jenis prosa, yaitu prosa lama dan prosa baru, antara lain:
o
Prosa lama:
1. Hikayat,
hikayat adalah salah satu karya sastra lama yang berisi cerita yang diluar daya
nalar manusia, ciri-cirinya antara lain, istana sentries (biasanya terdapat
sebuah kerajaan), berbahasa melayu, memiliki imajinasi yang tinggi, serta bersifat
anonym.
2. Dongeng,
dongeng adalah cerita yang mengisahkan hal-hal yang tidak masuk akal, contohnya
perlombaan kancil dengan siput yang dimenangkan oleh siput.
3. Sejarah,
sejarah adalah kejadian di masa lampau yang tidak bisa dilupakan, contohnya kemerdekaan
bangsa Indonesia.
o
Prosa baru/modern:
1.
Cerpen, cerpen adalah singkatan dari
cerita pendek, cerpen dapat berisi kisah-kisah yang terjadi dikehidupan sehari-hari.
2.
Biografi, biografi adalah sebuah catatan
hidup seseorang yang dituangkan kedalam buku, contohnya biografi milik bapak B.
J. Habibie.
3.
Novel, novel adalah sebuah karya fiksi
ataupun non-fiksi yang ditulis secara naratif.
Adapun nilai-nilai yang
terkandung dalam prosa yang dapat kita terima antara lain:
1. Nilai
kesenangan:
Nilai kesenangan adalah nilai yang
mencerminkan rasa bahagia yang kita miliki karena kita dapat berimajinasi
setelah membaca suatu prosa.
2. Nilai
informasi:
Nilai informasi adalah nilai yang
memberikan wawasan tambahan kepada pembaca, biasanya informasi yang diberikan
penulis menunjukkan suatu keadaan yang belum pernah didengar atau diterima oleh
pembaca.
3. Warisan
Kultural:
Warisan cultural biasanya
berhubungan dengan adat istiadat yang telah turun temurun diwariskan kegenerasi
berikutnya.
4. Keseimbangan
wawasan:
Dari prosa yang telah kita baca kita
dapat mempelajari kisah-kisah yang terjadi lalu kita dapat menjadikannya
sebagai pelajaran hidup.
Di Sumatera Utara terdapat danau yang sangat besar dan
ditengah-tengah danau tersebut terdapat sebuah pulau. Danau itu bernama Danau
Toba sedangkan pulau ditengahnya dinamakan Pulau Samosir. Konon danau tersebut
berasal dari kutukan dewa.
Di sebuah desa di wilayah Sumatera, hidup seorang petani. Ia
seorang petani yang rajin bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas. Ia
bisa mencukupi kebutuhannya dari hasil kerjanya yang tidak kenal lelah.
Sebenarnya usianya sudah cukup untuk menikah, tetapi ia tetap memilih hidup
sendirian. Di suatu pagi hari yang cerah, petani itu memancing ikan di sungai.
“Mudah-mudahan hari ini aku mendapat ikan yang besar,” gumam petani tersebut
dalam hati. Beberapa saat setelah kailnya dilemparkan, kailnya terlihat
bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani itu bersorak kegirangan
setelah mendapat seekor ikan cukup besar.
Ia
takjub melihat warna sisik ikan yang indah. Sisik ikan itu berwarna kuning emas
kemerah-merahan. Kedua matanya bulat dan menonjol memancarkan kilatan yang
menakjubkan. “Tunggu, aku jangan dimakan! Aku akan bersedia menemanimu jika kau
tidak jadi memakanku.” Petani tersebut terkejut mendengar suara dari ikan itu.
Karena keterkejutannya, ikan yang ditangkapnya terjatuh ke tanah. Kemudian
tidak berapa lama, ikan itu berubah wujud menjadi seorang gadis yang cantik
jelita. “Bermimpikah aku?,” gumam petani.
“Jangan takut pak, aku juga manusia seperti engkau. Aku
sangat berhutang budi padamu karena telah menyelamatkanku dari kutukan Dewata,”
kata gadis itu. “Namaku Puteri, aku tidak keberatan untuk menjadi istrimu,”
kata gadis itu seolah mendesak. Petani itupun mengangguk. Maka jadilah mereka
sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka
tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor ikan. Jika janji
itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.
Setelah sampai di desanya, gemparlah penduduk desa melihat
gadis cantik jelita bersama petani tersebut. “Dia mungkin bidadari yang turun
dari langit,” gumam mereka. Petani merasa sangat bahagia dan tenteram. Sebagai
suami yang baik, ia terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah sawah
dan ladangnya dengan tekun dan ulet. Karena ketekunan dan keuletannya, petani
itu hidup tanpa kekurangan dalam hidupnya. Banyak orang iri, dan mereka
menyebarkan sangkaan buruk yang dapat menjatuhkan keberhasilan usaha petani.
“Aku tahu Petani itu pasti memelihara makhluk halus! ” kata seseorang kepada
temannya. Hal itu sampai ke telinga Petani dan Puteri. Namun mereka tidak
merasa tersinggung, bahkan semakin rajin bekerja.
Setahun kemudian, kebahagiaan Petani dan istri bertambah,
karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Ia diberi nama Putera.
Kebahagiaan mereka tidak membuat mereka lupa diri. Putera tumbuh menjadi
seorang anak yang sehat dan kuat. Ia menjadi anak manis tetapi agak nakal. Ia
mempunyai satu kebiasaan yang membuat heran kedua orang tuanya, yaitu selalu
merasa lapar. Makanan yang seharusnya dimakan bertiga dapat dimakannya sendiri.
Lama
kelamaan, Putera selalu membuat jengkel ayahnya. Jika disuruh membantu pekerjaan
orang tua, ia selalu menolak. Istri Petani selalu mengingatkan Petani agar
bersabar atas ulah anak mereka. “Ya, aku akan bersabar, walau bagaimanapun dia
itu anak kita!” kata Petani kepada istrinya. “Syukurlah, kanda berpikiran
seperti itu. Kanda memang seorang suami dan ayah yang baik,” puji Puteri kepada
suaminya.
Memang kata orang, kesabaran itu ada batasnya. Hal ini
dialami oleh Petani itu. Pada suatu hari, Putera mendapat tugas mengantarkan
makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi Putera
tidak memenuhi tugasnya. Petani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan
haus dan lapar. Ia langsung pulang ke rumah. Di lihatnya Putera sedang bermain
bola. Petani menjadi marah sambil menjewer kuping anaknya. “Anak tidak tau
diuntung ! Tak tahu diri ! Dasar anak ikan !,” umpat si Petani tanpa sadar
telah mengucapkan kata pantangan itu.
Setelah petani mengucapkan kata-katanya, seketika itu juga
anak dan istrinya hilang lenyap. Tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan
kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras dan semakin deras. Desa
Petani dan desa sekitarnya terendam semua. Air meluap sangat tinggi dan luas
sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau
itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba. Sedangkan pulau kecil di tengahnya
dikenal dengan nama Pulau Samosir.